92 Hari menuju Bulan Suci Ramadhan
Secara garis besar prasangka baik (husnudzan) terbagi menjadi 3 macam yaitu: pertama, prasangka baik (husnudzan) kepada Allah swt. Ditunjukkan dengan sifat tawakkal, sabar, dan ikhlas dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kedua, prasangka baik (husnudzan) kepada diri sendiri. Ditunjukkan dengan memiliki sikap yang percaya diri, optimis serta inisiatif. Ketiga, prasangka baik (husnudzan) kepada sesama manusia. Ditunjukkan dengan sikap selalu beripikir positif dan hormat serta menjauhkan diri dari rasa curiga. 92 Hari menuju Bulan Suci Ramadhan
Surat Al Hujurat ayat 12 tentang prasangka baik, anda akan tahu, bahwa prasangka baik adalah satu sifat terpuji yang harus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Prasangka baik atau husnudzan adalah menilai seseorang dengan positif thinking, artinya kita tidak langsung menilai jelek terhadap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Kadangkala kita salah menilai seseorang karena kita tidak mempunyai prasangka baik (husnudzan).
Hadits 1 : Prasangka Baik (Husnudzan)
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ اَلظَّنَّ أَكْذَبُ اَلْحَدِيثِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Terjemahan hadits : Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling bohong.” HR Muttafaq Alaihi.
Hadits 2 : Prasangka Baik (Husnudzan)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
Terjemahan hadits : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinnad dari Al A’raj dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk ucapan yang paling dusta, dan janganlah kalian saling mendiamkan, saling mencari kejelekan, saling menipu dalam jual beli, saling mendengki, saling memusuhi dan janganlah saling membelakangi, dan jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Hadits Shahih Al-Bukhari No. 5606)
Hadits 3 : Prasangka Baik (Husnudzan)
و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
Terjemahan hadits : Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abu Az Zinad] dari [Al A’raj] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah oleh kalian prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta pembicaraan. Janganlah kalian saling memata-matai, saling mencari aib orang lain, saling berlomba-lomba mencari kemewahan dunia, saling dengki, saling memusuhi, dan saling memutuskan. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Hadits Malik Nomor 1412)